BREAKING NEWS

Selasa, 18 Februari 2014

Manchester United : Tragedi 6 Februari 1958

Jadi sebenarnya ada apa di 6 Februari 1958 sehingga menjadi hal yang sangat sakral bagi klub sepak bola asal Inggris Manchester United. Oke postingan ini memang akan fokus mengenang terjadinya tragedi yang memilukan di 6 Februari 1958, khususnya bagi fans Manchester United harus tahu nih.

Semua berawal dari perjalanan United dalam laga away ke Belgrade untuk menghadapi Red Star di 2nd leg perempat final Champions Cup 1957/58, Sebelumnya pada 14 Januari, United telah unggul 2-1 saat 1st leg di Old Trafford lewat gol Bobby Charlton dan Eddie Coleman, Kondisi United saat itu betul-betul kondusif, di liga, United berada di peringkat 2 dengan tertinggal 6 angka dari Wolverhampton, dengan masih 14 match tersisa membuat peluang United kembali menjuarai liga masih terbuka lebar saat itu, di ajang FA Cup, United juga baru saja lolos ke 5th Round setelah mengalahkan Ipswich Town 2-0 di Old Trafford, dan di Champions Cup, dengan kemenangan 2-1 atas Red Star di 1st leg, peluang United untuk melangkah ke semifinal jelas terbuka lebar, saat itu United juga dalam kondisi tidak terkalahkan dalam 11 partai terakhir, The Busby Babes benar-benar dalam keadaan on fire saat itu.
Intinya adalah, saat itu United berpeluang untuk menjadi tim Inggris pertama yang bisa meraih Treble Winners…

Untuk keberangkatan ke Belgrade, United mencarter pesawat dari British European Airways (flight 609), jenis pesawat yang dicarter United dari British European Airways adalah tipe Airspeed Ambassador 2 buatan tahun 1952, pesawat tersebut dipiloti oleh captain James Thain dengan co-pilot captain Kenneth Rayment, keduanya memang sudah berpengalaman.

United tiba di Belgrade dengan selamat, berhasil meraih hasil imbang 3-3 dengan tuan rumah Red Star dan lolos ke semifinal Champions Cup. Keesokan harinya tanggal 6 Februari, United dijadwalkan pulang kembali ke Manchester dengan transit di Munich untuk mengisi bahan bakar, penerbangan ke Munich sempat tertunda 1 jam karena salah satu pemain United Johnny Berry kehilangan paspornya, setelah sempat tertunda 1 jam, akhirnya pesawat take off dari Belgrade dan tiba di Munich sekitar jam 13.15 waktu setempat, setelah selesai mengisi bahan bakar, menara kontrol di bandara Munich-Riem mempersilakan pesawat untuk lepas landas sekitar jam 14.19, pesawat pun coba melakukan take off, tetapi gagal, captain Thain merasa ada keanehan dan kerusakan di mesin kiri pesawat, take off kedua dilakukan sekitar 3 menit kemudian, tapi tetap gagal dan pesawat tetap mengeluarkan bunyi aneh saat berakselerasi, salju turun semakin lebat, captain Thain mencoba untuk memeriksa mesin kiri pesawat, semua penumpang diturunkan untuk kembali ke lounge, disaat kembali dan menunggu di lounge bandara inilah para penumpang termasuk pemain merasa kalau penerbangan akan ditunda.

Duncan Edwards bahkan sempat mengirim telegram pada kekasihnya dengan bunyi: “Semua penerbangan ditunda, baru akan terbang besok. -Duncan-”, disaat kegelisahan melanda para penumpang yang menunggu di lounge, captain Thain sedang berkonsultasi dengan teknisi Bill Black di luar. Setelah melakukan pemeriksaan, teknisi Bill Black menyarankan agar penerbangan ditunda untuk perbaikan menyeluruh, tetapi captain Thain merasa kerusakan tidak terlalu parah dan masih bisa diakali dengan membuka mesin katup lebih lambat dari seharusnya, langkah yang akan diambil captain Thain itu berarti akan mengurangi kecepatan pesawat saat mencoba take off nanti, tetapi karena landasan pacu bandara Munich-Riem cukup panjang (2 km), captain Thain merasa bahwa langkah tersebut tidak akan bermasalah, yang tidak terlalu diperhitungkan captain Thain adalah salju semakin tebal menutupi landasan pacu yang akan semakin mengurangi kecepatan.

Setelah keputusan untuk tetap take off diambil, para penumpang dipanggil untuk kembali masuk ke dalam pesawat, salju semakin lebat, para penumpang berjalan masuk kembali ke pesawat dengan perasaan yang semakin gelisah, salah seorang pemain, Liam Whellan (yang kemudian menjadi korban), berkata: “Ini bisa saja berujung kematian, tapi aku sudah siap.” pemain lainnya seperti Duncan Edwards, Tommy Taylor, Mark Jones, dan Eddie Colman, memilih untuk pindah duduk di bagian belakang, mereka pindah ke belakang dengan harapan akan lebih aman jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, sayangnya mereka salah, jam menunjukkan pukul 14.59, pesawat pun mencoba untuk take off yang ketiga kalinya setelah mendapat izin dari menara pengawas bandara, pesawat mulai melaju dan masih mengeluarkan guncangan aneh terutama saat kecepatannya semakin dinaikkan, pesawat semakin melaju dengan kecepatan 117 knot (217 km/jam), 2 knot lagi untuk mencapai batas minimum kecepatan untuk lepas landas, dalam kecepatan 117 knot itu, pesawat sudah tidak mungkin lagi untuk batal take off, pilihannya cuma 2: terbang atau celaka akan menimpa, sayangnya 2 knot yang dibutuhkan itu tidak pernah tercapai sementara ujung landasan pacu semakin dekat.

Setelah terus bertahan di kecepatan 117 knot, pesawat malah kembali melambat di angka 112 knot dan makin lambat di 105 knot, bencana!! Salju yang semakin tebal menutupi landasan pacu jelas jadi faktor utama melambatnya kecepatan pesawat, co-pilot Rayment berteriak: “Tuhan! kita tidak akan bisa terbang!” menyadari situasi yang tengah terjadi dengan landasan pacu semakin sempit, dan terjadilah apa yang tidak diinginkan… pesawat terus tergelincir melewati landasan pacu, menabrak pagar pembatas dari bandara, pesawat terus melaju dan menabrak rumah dan bangunan disekitar bandara, sayap kiri pesawat patah, demikian pula sayap belakang, sementara sisi kanan pesawat menabrak sebuah bangunan yang di dalamnya terdapat truk bermuatan ban dan bahan bakar, captain Thain yang lolos dari maut coba memerintahkan awaknya yang selamat untuk keluar dari pesawat dan melakukan evakuasi.

Api mulai membesar di sisi kanan pesawat yang masih menyimpan sekitar 2.300 liter bahan bakar, keadaan semakin kacau, kondisi di bagian dalam penumpang? gelap, hancur, berantakan, tidak lagi terlihat jelas mana yang masih hidup dan mana yang sudah tewas, kiper United, Harry Gregg, tidak percaya dirinya masih hidup, ia berpikir kepalanya yang penuh luka darah seharusnya sudah membuatnya mati, sadar dirinya masih hidup dan masih cukup kuat untuk ikut membantu evakuasi, Gregg mulai mencari siapa saja yang masih bisa diselamatkan.

Demikianlah tragedi memilukan itu terjadi… dari total 44 penumpang, 20 meninggal di tempat dan 3 meninggal saat perawatan, dan dari total 23 orang yang tewas, 8 diantaranya adalah pemain United dan 3 official klub juga ikut meninggal karena tragedi ini… THE BUSBY BABES!!
Berikut THE BUSBY BABES yang meninggal di tragedi MUNICH :

Billy Whelan (23 tahun), forward, MUFC 1954-1958; 98 appearances, 52 goals
Geoff Bent (26 tahun), full back, MUFC 1954-1958; 12 appearances, 0 goals

David Pegg (23 tahun), forward, MUFC 1952-1958; 150 appearances, 28 goals
Eddie Colman (22 tahun), half back, MUFC 1955-1958; 108 appearances, 2 goals
Roger Byrne (29 tahun), full back, MUFC 1951-1958; 280 appearances, 20 goals
Mark Jones (25 tahun), half back, MUFC 1950-1958; 121 appearances, 1 goal
Tommy Taylor (25 tahun), forward, MUFC 1952-1958; 191 appearances, 131 goals
Duncan Edwards (22 tahun), half back, MUFC 1952-1958; 177 appearances, 21 goals
Selain 8 pemain United dan 3 official klub, terdapat 8 jurnalis, 2 kru pesawat dan 2 penumpang lainnya yang menjadi korban jiwa (total = 23), 2 kru pesawat: captain Ken Rayment (co-pilot), Tom Cable (cabin crew). untuk captain Rayment, dia meninggal setelah 3 minggu dirawat, 8 jurnalis: Alf Clarke (Manchester Evening Chronicle), Donny Davies (Manchester Guardian), George Follows (Daily Herald), Tom Jackson (Manchester Evening News), Archie Ledbrooke (Daily Mirror), Henry Rose (Daily Express), Eric Thompson (Daily Mail), dan satu jurnalis lagi adalah Frank Swift (News of the World), dia adalah mantan kiper City dan timnas Inggris.

Sementara itu 2 penumpang biasa yang ikut menjadi korban jiwa adalah Bela Miklos (travel agent) dan Willie Satinoff (sahabat Sir Matt Busby), bagaimana dengan kabar Sir Matt Busby sendiri? beliau berhasil lolos dari maut setelah dievakuasi oleh Harry Gregg, termasuk yang diselamatkan oleh Gregg adalah Bobby Charlton, Jackie Blanchflower, dan Dennis Viollet, selain itu Gregg juga menyelamatkan Vera Lukic, istri dari diplomat Yugoslavia saat itu, dan anak perempuannya, Vesna, sisa 5 pemain United lainnya yang selamat adalah Johnny Berry, Ray Wood, Bill Foulkes, Albert Scanlon, dan Kenny Morgans, dari seluruh pemain United yang selamat, hanya tersisa 3 yang saat ini masih hidup, yakni Sir Bobby Charlton, Harry Gregg, dan Bill Foulkes.

Kembali ke Sir Matt Busby, beliau mengalami cedera parah dan bahkan sempat 2x menjalani last rites (ritual doa bagi yang akan meninggal), Matt Busby akhirnya berhasil survive meski harus dirawat selama 9 minggu, selama beberapa minggu beliau tidak tahu kabar kematian pemainnya, setelah akhirnya mengetahui kabar kematian anak asuhnya, Sir Matt mengalami depresi yang semakin membuatnya menderita, untuk semakin memulihkan kondisi fisik dan psikisnya, Matt Busby kemudian dibawa ke Swiss, selama masa pemulihan, Matt Busby memutuskan untuk pensiun total sebagai manajer United, sampai kemudian istrinya membujuknya untuk bertahan, istri Matt Busby berkata: “Tahukah engkau Matt, anak-anak asuhmu yang telah tiada itu pasti akan menginginkanmu untuk tetap melatih.”, mendapat motivasi seperti itu, Matt Busby akhirnya merubah keputusannya untuk pensiun dan berkeinginan untuk kembali memimpin United, setelah tragedi tersebut, United yang kekurangan pemain tadinya akan mengundurkan diri dari semua kompetisi di sisa musim 1957/58 tersebut, namun diputuskan United tetap melanjutkan sisa musim dengan gabungan pemain reserves dan akademi serta pinjaman/pembelian dari klub lain, 2 pekan setelah tragedi, United akhirnya menjalani match pertamanya dengan menghadapi Sheffield Wednesday di OT pada 5th Round FA Cup.

Jimmy Murphy menjadi manajer sementara, dia tidak termasuk dalam korban tragedi Munich karena tidak ikut (saat itu sedang melatih Wales), pertandingan tersebut akan menjadi pertandingan yang penuh emosional, kesedihan, dan rasa simpati, tak ada yang berharap United kalah, bahkan rakyat Inggris ingin Sheffield Wednesday untuk mengalah saja agar United bisa mempersembahkan kemenangan pada para korban tragedi, sebagai bentuk penghargaan terhadap para pemain yang menjadi korban, United mengosongkan daftar starting line up di kertas official match.
United mengosongkan daftar starting line up di kertas official match

Sumber:
http://azizhadi.com/tragedi-munich-6-februari-1958-manchester-united.html

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 Soccer History.